PROFESOR SAMIL GURU YANG BERDEDIKASI
In memoriam : Prof dr RATNA SUPRAPTI SAMIL SpOG (K)
Jumad malam tangggal 20 Februari pukul 20.42, penulis dikejutkan oleh berita duka cita, malam itu telah berpulang kerahmatulah Prof dr Ratna Suprapti Samil SpOG (K) di RSCM dalam usia 84 tahun, beliau telah dirawat sejak Januari 2009. Malam itu hening rasanya, terbayang kenangan sosok guru yang selalu ingat pada muridnya.
Penampilannya selalu rapi, harum dan berwibawa. Setiap dokter alumnus FKUI, tentu sangatlah kenal akan Prof Samil yang sering kami juluki “ mami “. Sebutan ini kami berikan karena beliau kami anggap sebagai ibu kami yang tegas dalam memotivasi anak didiknya untuk berprestasi, namun dia juga adalah pendengar yang baik bagi anak didiknya yang ingin curhat, bahkan kadang beliau membantu memberikan dana saat muridnya terdesak masalah keuangan.
Relasinya yang banyak di manca negara, sering dimintanya untuk memberikan bea siswa muridnya agar dapat melanjutkan untuk S-3 di manca negara.
Prof Samil memang dikenal keras, terutama dalam mempertahankan prinsip, namun dia akan mudah tersenyum bila melihat bunga mawar. Masih teringat perkataan beliau, “Say with flower”.
Beliau, banyak menulis buku, khusus dibidang etika dan medikolegal, bahkan buku ETIKA KEDOKTERAN INDONESIA adalah buku yang sampai saat ini merupakan panduan etika bagi profesi dokter di Indonesia.
Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), beliau adalah ketua yang ketiga, dan dokter perempuan pertama yang memimpin organisasi profesi yang bergengsi.
Perhatian dan perjuangan beliau tentang hak perempuan, bukan hanya di tanah air, namun Prof Samil menjadi tokoh internasional yang sering diundang sebagai pembicara di manca negara pada pertemuan dunia. Pada masa beliau menjadi kepala bagian kebidanan di FKUI/RSCM Jakarta, ada kenangan yang tidak terlupakan. Seorang sejawat peserta pendidikkan spesialis obgyn, yang sudah lulus sidang ujian, dipecat. Masalahnya menurut beliau sangat prinsipil, etika dan moral (pengaduan akan pelecehan sex seorang pasien), walaupun para senior dan istri sejawat yang dipecat tersebut memohon dan memelas agar hukuman jangan berupa pemecatan, namun beliau tetap pada pendiriannya. Yang tidak dapat penulis lupakan adalah ungkapan kalimat beliau ; “ saudara sekalian walaupun berat bagi saya memecat anak didik saya yang telah di didik selama 5 tahun, walaupun saya dikatakan kejam oleh istrinya, namun ketahuilah , lebih baik hanya satu korban seorang perempuan (istri sejawat yang dipecat), daripada nantinya ber ribu-ribu perempuan akan menjadi korban. Saya sedih dan merasa gagal sebagai guru, kalau saya dapat memilih hidup ini, saya memilih menjadi seorang istri petani”, ungkapan Prof Samil sambil matanya berkaca-kaca.
Seluruh hidup Prof Samil tampaknya hanya didedikasikan untuk pendidikan, ilmu dan etika kedokteran, perjuangan keseteraan gender, serta kesehatan perempuan (kesehatan reproduksi). Di awal kemrdekaan, beliau menjadi guru di SMA Negeri Budi Utomo SMA Perjoeangan), dimana kepala sekolahnya adalah Prof dr Bahder Djohan (alm), beliau menjadi guru sukarela bersama Prof DR Sumantri Brodjonegoro (alm), Prof. Ir Roeseno (alm) , Prof DR Sumarlin dan banyak lagi tokoh nasional lainnya.
Sampai ajal menjemput, beliau belum menikah, namun beliau telah menjadi ibu bagi semua dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan di Indonesia.
Masih terbayang beliau berdiri di depan kelas, ruang kuliah utama bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan FKUI, dengan jas panjang putih dokter, suaranya lantang dan tegas, mendidik , mengajar ilmu obstetrik dan ginekologi, etika kedokteran, tak lupa untaian bunga mawar yang segar diatas mejanya.Dia selalu berpesan, bahwa hidup ini adalah perjalanan mencari sebuah kebenaran.
Selamat jalan Prof Samil, selamat jalan guruku, nasehat, ilmu yang kau berikan serta kenangan indah yang kau tinggalkan akan selalu hidup dalam hati kami. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa telah dibuktikannya, selama pengabdiannya dalam dunia pendidikkan dan kedokteran, beliau tak pernah mendapat tanda jasa dari pemerintah, namun penghargaan dari organisasi kedokteran dalam dan luar negeri banyak didapatnya.
Prof Samil, kau telah akhiri perjalananmu mencari kebenaran, dan kini engkau telah sampai kepada sumber kebenaran yang hakiki, Tuhan Sang Khalik, kau telah akhiri pertandingan dan kini telah kau temui kebenaran yang abadi dan sejati.
Selamat jalan guruku, tempatmu yang indah telah disediakan olehNya yang memanggilmu pulang. Ya Allah, terimalah amal ibadah Profesor Ratna Suprapti Samil, berikanlah kepada dunia pendidikkan di tanah air kami, guru-guru seperti almarhumah.