Mengenai Saya

Foto saya
BATAM, KEPULAUAN RIAU
Lahir : 13 Januari 1960 di Medan Istri : dr. DIAH DEFAWATI ANDE Anak : 1. Moh Alandra Hidayatullah 2. Almira Amanda Pendidikan : TK Persit Siliwangi SD Warung Panjang Jkt SMP Neg V Jakarta SMA Neg I Jakarta (79), FKUI lulus 1985. Ayahku Brigjen TNI (Pur) G Siregar (alm) dan ibuku Sontina Dame Sihombing (alm).Tahun 1984, sebuah tragedi yang tidak pernah terlupakan, rumahku di kompleks siliwangi jakarta digusur/bongkar paksa oleh rezim.Aku pernah bertugas di pedalaman kalimantan tengah selama 3 tahun.

Rabu, 18 November 2009

Panggung Sandiwara


Masih ingat lagu Ahmad Albar; dunia ini panggung sandiwara......., akhir akhir ini kita bangsa Indonesia disajikan sebuah drama bersambung yang ceritanya sangat meluas, entah siapa yang membuat skenarionya, tapi alur ceritanya cukup membingungkan (seperti cerita Alfred Hitchcok atau Agatha Christi). Mula mula dimulai dengan munculnya kasus Antasari (ketua KPK yg dinonaktifkan), lalu kasus bank century,..... tiba tiba meluas kasus Bibit-Chandra (buaya vs cicak). Aktornya banyak sekali, bahkan aktor yang bermain adalah papan atas, ada juga aktor antagonis Don Anggono yang baru muncul (tapi sebenarnya pemain lama ludruk/ketoprak).

Mari kita ikuti episode berikutnya, apakah akhir ceritanya masuk akal atau akan diakhiri oleh lelucon picisan,.........jangan pernah terlewatkan.

Rabu, 08 April 2009

JANGAN KORBANKAN PRAJURIT


Sungguh tragis kecelakaan pesawat F 27 yang menewaskan putra terbaik TNI, mulai awal pemerintahan 2004 sampai menjelang akhir pemerintahan 2009 bencana silih berganti. Yang menjadi korban mulai rakyat sipil tua, muda , anak sampai anggota TNI. Semua ini karena kebanyakan ulah manusia (human error). Pesawat F 27 sdh lama sekali, itu hanya salah satu alusista TNI yang sudah usang dan tidak diperhatikan. Pertanyaannya, apakah pemerintah sadar akan hal ini.........

Minggu, 29 Maret 2009

JANGAN SALAH PILIH


Lima menit di bilik suara, menentukan 5 tahun nasib bangsa

Tanggal 9 April 2009 hanya dalam hitungan hari, hasil survey beberapa lembaga survey mencantumkan angka swinging voters masih berkisar 50% yang berpotensi menjadi golput.

Hal ini disebabkan karena para pemilih sampai saat ini masih ragu atas hasil pemilu legislatif, apakah dapat menciptakan perubahan nasib rakyat kearah yang lebih baik, keraguan ini ditambah dengan kerja KPU yang kurang profesional, dimana Daftar Pemilih Tetap (DPT) masih sangat banyak kesalahan. Dari mulai nama ganda, anak kecil dimasukkan sebagai pemilih, orang asing, orang yang sudah meninggal dsb, menambah keraguan pemilih.

Namun, perlu kita sepakati sebagai anak bangsa bahwa pemilu yang akan datang ini merupakan penentuan untuk 5 tahun kedepan nasib bangsa. Mari renungkan, lihat tanda-tanda alam yang merupakan tanda kebesaran sang Khalik, sudah saatnya kita tujukan hati dan pandangan kita kepada Tuhan YMK, sudah saatnya kita bersikap terbuka atas kebenaranNya.

Marilah kita gunakan hak pilih kita dengan menggunakan HATI NURANI, selamatkan bangsa ini dengan menentukan pilihan kita pada partai dan caleg yang berHATI NURANI, insyaAllah dia akan amanah. Awas jangan salah pilih, bangsa ini menantikan partisipasi kita, mintalah petunjuk pada Tuhan YMK, sebelum anda menetukan pilihan, selamat berjuang, suaramu menentukan arah bangsa ini.

Sabtu, 14 Maret 2009

SAY NO FOR MONEY POLITICS

Politik uang, masih sangat kental di pemilu 2009 ini, pelaku money politics (politisi busuk) masih ber-harap suara rakyat dapat dibeli. Namun yang lebih parah adalah makelar politik, mengatasnamakan konstituen melakukan tawar menawar dengan dalih rakyat mau bukti komitmen caleg/politisi.
Sungguh ini adalah realita yang terjadi di alam demokrasi Indonesia, walaupun undang undang, peraturan KPU sudah jelas menyatakan haram untuk money politics, namun banyak cara untuk melanggar aturan tersebut.
Ditengah krisis ekonomi, rakyat miskin di Indonesia bertambah, karena desakan ekonomi tentu rakyat akan mudah diperangkap dengan money politics.
Yang menggelikan terjadi pada awal kampanye, seorang pengurus paguyuban suku mengumpulkan sejumlah nama dari batu nisan di pemakaman umum, lalu dia mencari dan mengumpulkan KTP orang orang yang sudah almarhum dan memberikannya kepada seorang caleg, dia memperoleh ratusan data orang yang telah meninggal yang dihargai perorang seratus ribu rupiah. Karena malu sang caleg tidak melaporkan orang tersebut ke polisi.
Namun sesungguhnya para pelaku money politics adalah pengkhianat demokrasi. Saatnya HATI NURANI bicara, sudah saatnya para politisi melakukan upaya pembelajaran kepada konstituen, agar memilih sesuai HATI NURANI.

PEMILU 2009 : POLITIK UANG vs BIAYA POLITIK

Harga sebuah kursi di DPR RI seharga dua milyar rupiah, demikian sebuah judul tulisan di sebuah media cetak nasional, betapa tidak mulai dari seleksi bacaleg, penetapan nomor urut (sebelum keputusan MK) yang berlaku internal partai, panjangnya masa kampanye yang sudah tentu akan membutuhkan biaya yang besar.
Lalu apakah biaya yang dikeluarkan caleg dalam pemilu legislatif 2009 dikategorikan sebagai biaya politik atau sudah masuk kedalam area politik uang. Politik uang (money politics) diartikan bilamana konstituen memilih kandidat legislator/eksekutif didasari atas pemberian dana (baik bahan kebutuhan ataupun natura/uang tunai), lalu biaya politik adalah dana yang dikeluarkan oleh kandidat atau bersama kelompoknya untuk kegiatan politik seperti kampanye, dana operasional partai, pengadaan atribut dsb.

Keduanya jelas adalah pengeluaran dana yang sifatnya tidak dapat dikembalikan (uang hangus)

Tim sukses vs Relawan
Dalam masa kampanye kita mengenal tim sukses dan relawan, keduanya sama sama bekerja untuk pemenangan kandidat (caleg). Namun ada perbedaan yang cukup nyata , tim sukses adalah tim yang selalu sukses walaupun caleg yang diperjuangkannya tidak sukses, karena biasanya tim sukses bekerja dengan biaya operasional mulai dari biaya transport, makan, biaya lobi lobi dan banyak biaya lainnya. Bila dana operasional kurang maka berkuranglah geliat tim sukses ini. Tim sukses lebih bersifat independen dan komersial, tim ini juga banyak yang menawarkan sekaligus paket survey (kadang kadang metodologi riset/survey tidak jelas dan tidak mengikuti kaidah ilmiah sebuah penelitian). Tim sukses tidaklah memiliki ikatan emosional, ikatan moral dengan kandidat.
Berbeda dengan relawan, seorang atau sekelompok relawan adalah orang orang yang yakin akan kemampuan dan dedikasi kandidat yang didukungnya, mereka yakin bahwa kandidatnya akan mampu memperjuangkan aspirasi mereka, mereka yakin bila kandidatnya menang akan membawa perubahan yang baik bagi kehidupan mereka. Tidaklah heran kadang seorang relawan mau mengeluarkan dana dari kantongnya untuk mengkampanyekan kandidatnya. Ikatan antara relawan dengan kandidat sifatnya ikatan batin, ikatan moral yang kuat, motivasi relawan adalah keyakinan akan kandidatnya. Saatnya HATI NURANI bicara, adalah spirit yang dirasakan oleh relawan, karena yang dia lakukan adalah dorongan suara HATI NURANInya.
Sedangkan tim sukses , selalu sukses walau kandidatnya tidak sukses, namun sesungguhnya mereka belum mengenal dan memahami susra HATI NURANI mereka.
Semoga PEMILU 2009 ini yang menang adalah HATI NURANI RAKYAT, sehingga bangsa Indonesia dapat bangkit dari krisis multi dimensi, semoga.., Tuhan menyertai bangsa Indonesia.

Kamis, 05 Maret 2009

ANAK MISKIN INDONESIA MENUNTUT PERUBAHAN

Sudahkah kita mendengarkan keinginan anak-anak miskin di Indonesia, mereka butuh pendidikan, kesehatan, makanan, tempat bermain layaknya anak-anak lain yang status ekonomi keluarganya lebih baik.
Ditangan anak anak masa depan bangsa , bila keadaan saat ini tidak berubah, maka bangsa ini akan kehilangan generasi.
Gambar ini memperlihatkan kepada kita, bahwa tidak ada keberpihakan pemerintah terhadap nasib rakyat marginal, lalu pertanyaannya kepada siapa pemerintah saat ini berpihak......?



HENTIKAN PEMERASAN BURUH DI INDONESIA















Nasib buruh dari zaman penjajahan kolinial belanda sampai saat ini tidaklah banyak berbeda, mereka selalu termarginalkan. Bahkan negara tumpah darah mereka tidak dapat memberi mereka harapan, sehingga mereka banyak mencari kerja ke negara lain.
Buruh dan pekerja baik formal ataupun nonformal adalah anak bangsa yang ingin menikmati sebuah kemerdekaan dari negara yang berdaulat, namun mereka hampir tidak diperhatikan, padahal jumlah buruh dan pekerja merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia.
Saatnya HATI NURANI bicara, buruh dan pekerja sudah saatnya diangkat martabatnya, agar martabat bangsa Indonesia juga terangkat. Jadikan buruh dan pekerja sebagai aset bangsa, yang harus dibela, diperhatikan kesejahteraannya. Sitem kontrak, outsourching dan sistem penindasan yang lain harus dihapuskan karena melanggar hak azasi manusia.