Mengenai Saya

Foto saya
BATAM, KEPULAUAN RIAU
Lahir : 13 Januari 1960 di Medan Istri : dr. DIAH DEFAWATI ANDE Anak : 1. Moh Alandra Hidayatullah 2. Almira Amanda Pendidikan : TK Persit Siliwangi SD Warung Panjang Jkt SMP Neg V Jakarta SMA Neg I Jakarta (79), FKUI lulus 1985. Ayahku Brigjen TNI (Pur) G Siregar (alm) dan ibuku Sontina Dame Sihombing (alm).Tahun 1984, sebuah tragedi yang tidak pernah terlupakan, rumahku di kompleks siliwangi jakarta digusur/bongkar paksa oleh rezim.Aku pernah bertugas di pedalaman kalimantan tengah selama 3 tahun.

Senin, 02 Maret 2009

Kenangan yang terlupakan


KOMPLEKS SILIWANGI
DALAM INGATAN

Dua puluh lima tahun telah berlalu, namun kenangan itu tetap lekat dalam ingatan, karena masa itu kami generasi muda melihat sebuah contoh betapa tragisnya pelakuan sebuah rezim terhadap para pejuangnya di negara yang besar ini.
Kompleks perumahan Siliwangi dengan luas 9,6 hektar yang berada ditengah kota, ditempati sejak awal kemerdekaan RI oleh para pejuang 1945 bersama keluarganya. Rumah kami di jalan siliwangi raya nomor 23, telah kami tempati sejak tahun 1962, saya tinggal di rumah itu sampai saya kuliah di FKUI tingkat terakhir.

Kenangan yang tidak dapat dilupakan, kehidupan di kompleks tentara ini bagaikan hidup dalam sebuah keluarga besar, antara tetangga kami merasa sebagai saudara, rasa brotherhood ini didasari rasa senasib . Kumpulan pemuda pemudi siliwangi dikenal dengan " 234 SC ", yang kala itu sangat dikenal didalam pergaulan anak muda Jakarta. Para penghuni kompleks ini adalah tokoh tokoh yang menjadi pimpinan dalam perjuangan revolusi kemerdekaan. Karena lokasi yang strategis, komplek kami sangat diminati oleh para investor, peluang ini dianggap rejeki nomplok oleh rezim. Mereka menggunakan kekuasaan untuk secara sepihak menguasainya. Para penghuni saat itu sebagian besar adalah purnawirawan dan janda (warakawuri), yang semasa aktif telah banyak mengabdikan diri bagi tanah air ini. Para purnawirawan yang tinggal di kompleks Siliwangi adalah para pejuang yang tetap komitmen terhadap nilai dan semangat juang, mereka semua semasa menjabat adalah para perwira yang bebas dari korupsi, sehingga mereka tidak sanggup membeli rumah.
Masih teringat perkataan almarhum Jenderal M Yusuf yang ketika itu Pangab, yang mengatakan bahwa perumahan itu adalah monumen hidup akan perjuangan angkatan 45. Namun setelah beliau tidak lagi menjabat, penggusuran dilakukan dengan mengerahkan
kekuatan penuh pasukan TNI kodam jaya. Cara cara yang dilakukan , mula mula pemutusan aliran listrik, kemudian telepon lalu air PAM. Terakhir dikerahkan alat berat zipur dan pasukan untuk mengusir para purnawirawan , warakawuri dan keluarganya. Para purnawirawan saat itu sempat membuat tenda darurat, sebagian mengungsi ke rumah keluarga, karena mereka tidak memiliki rumah. Upaya hukum telah dilakukan oleh warga, namun kandas di Mahkamah Agung karena saat itu Ketua MA adalah mantan pengacara Hankam (Sarwata SH) yang mewakili tergugat (hankam) saat warga siliwangi menggugat hankam, departemen keuangan, dan dirjen agraria.Upaya hukum ini dimulai sebelum penggusuran paksa dilakukan, mulai dari gugatan pengadilan negeri, pengadilan tata usaha negara, yang semuanya memenangkan gugutan warga. Warga siliwangi sebenarnya telah mengurus sertifikat ke dirjen agraria (sebelum ada BPN), sampai tahap pematokan telah selesai, namun saat penerbitan sertifikat, proses terhenti karena tekanan penguasa. Pada saat Sarwata menjadi dirjen agraria, proses sertifikat warga "dihapuskan" , dikeluarkan sertifikat lain atas nama instansi. Proses hukum dijalani oleh warga selama 14 tahun, dan saat ini sebagian besar para purnawirawan telah meninggal dunia, mereka sampai akhir hayatnya belum mendapatkan keadilan atas hak mereka, memang sungguh tragis.
Bila saya datang berziarah ke TMP Kalibata, menziarahi ayahanda, bayangan kembali terlintas, semoga pada masa yang akan datang tidak akan ada lagi pelecehan pejuang dinegara ini.

Semoga pemimpin mendatang menggunakan HATI NURANI agar mereka yang terlupakan diingat, mereka yang selama ini dikecewakan diberi harapan dengan didasari kebenaran dan mereka yang telah berjasa diberikan perhatian yang wajar.
Bangsa yang besar adalah yang mengingat jasa pahlawannya.
Semoga para pahlawan mendapat ketenangan di alam baka,diampani segala dosanya dan mendapatkan tempat yang terindah disisi Tuhan YME, amin.

Tulisan ini saya buat dengan tujuan, menggugah para pimpinan TNI dan POLRI, hargailah para pendahulumu, perlakukanlah mereka sebagai layaknya orangtua kandung , yang hanya menginginkan ketenangan dan rasa dihargai karena jiwa dan raga mereka telah mereka serahkan bagi tanah air, mereka adalah pagar negara ini. Berilah mereka penghargaan yang wajar semasa mereka hidup.